Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memutuskan Bahagia

2 Februari 2019   19:36 Diperbarui: 2 Februari 2019   19:58 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aku ingin berdansa
di ruang-ruang pikiranmu yang tak berjendela
menarikan sendratari ramayana
meski di benakmu tumbuh subur irama salsa
juga alunan musik beethoven yang sedang bersonata

aku ingin berenang
di bola matamu yang hitam
ikut melihat apa yang kau saksikan
dari malam yang kehujanan
terhadap hujan yang kemalaman

aku ingin berjalan
di sampingmu sembari mengamati bayangan
apakah mengikuti kita, menjadi pengawal atau panglima
atau sekedar bertengger di ubun-ubun kepala
menjadi saksi terdekat kita

aku ingin terbaring
di pangkuan rembulan yang kering
kau ada di sana
sebagai penyulut cahaya pada purnamanya
lalu kita sama-sama tertawa

memutuskan bahwa kita sebenarnya sudah berbahagia

Bogor, 2 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun