Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air & Api, Idu Geni

31 Januari 2019   09:00 Diperbarui: 31 Januari 2019   09:04 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain tentu saja, Pangeran Bunga terkenal sebagai seorang yang kejam dan mudah menjatuhkan tangan besi kepada orang orang yang berseberangan dengan sikapnya.

---

Keadaan di kerajaan Majapahit juga kurang lebih sama.  Semenjak kejadian mengenaskan di Pesanggrahan Bubat, Prabu Hayam Wuruk yang sangat menyesalkan keputusan Mahapatih Gajahmada, mengambil sebuah keputusan besar.  

Mahapatih Gajahmada diberikan tanah perdikan di Madakaripura.  Prabu Hayam Wuruk secara halus mulai menyingkirkan Sang Mahapatih dari percaturan politik kerajaan.  Mahapatih Gajamada menyadari hal tersebut.  Namun karena kesetiaannya kepada Sang Prabu Hayam Wuruk sekaligus Majapahit, Mahapatih ini tidak membuat perlawanan apapun juga.  Dia lebih memilih untuk mengasingkan dirinya sendiri di tanah perdikan yang dihadiahkan oleh sang raja.

Majapahit sendiri pada kenyataannya mempunyai dua istana.  Istana Barat dan Istana Timur.  Pada saat pendiri kerajaan Majapahit yaitu Raden Wijaya bekerja sama dengan Arya Wiraraja mendirikan kerajaan Majapahit.  Istana Timur diserahkan kepada Arya Wiraraja.  

Setelah Jayanagara, putra Raden Wijaya menaklukkan pemberontakan Istana Timur, kedua istana ini bersatu kembali dalam satu pemerintahan. Namun saat ini, benih benih perpecahan mulai nampak sedikit demi sedikit terutama setelah Majapahit terlihat goyang setelah Mahapatih Gajahmada mengasingkan diri dan tidak mau terlibat lagi dalam urusan kerajaan.

Bhre Wirabumi sebagai pemangku kekuasaan Istana Timur perlahan lahan memperkuat dirinya dengan menjalin hubungan yang cukup erat dengan Kerajaan Blambangan.  Prabu Hayam Wuruk tidak mempedulikan hal ini meski banyak laporan masuk dari para telik sandi.  Raja besar ini lebih disibukkan dengan banyaknya wilayah wilayah taklukan di luar Jawa yang perlahan lahan mencoba melepaskan diri dari pengaruh dan kekuasaan Majapahit.

Bhre Wirabumi bersekutu diam diam dengan Blambangan melalui tangan kanannya.  Seorang tokoh tua dunia persilatan yang selama ini hanya bertapa di Gunung Kelud bernama Ki Mahesa Agni, murid tidak langsung seorang hebat luar biasa jaman dahulu yang bernama Ki Bisma berjuluk Amurti Arundaya.

Disebut murid tidak langsung sebab Ki Mahesa Agni tidak langsung dibimbing oleh Ki Bisma namun melalui perantara Si Bungkuk Misteri yang diberikan mandat oleh Ki Bisma.  Tokoh silat tua ini sebenarnya adalah seorang sakti yang sengaja mengasingkan diri bertapa di Gunung Kelud karena karena kalah bertaruh dengan seorang tokoh lain dari Lembah Wilis yang bernama Ki Banyu Pethak.  Tokoh yang satu ini adalah seorang sakti murid tidak langsung Ki Batara yang berjuluk Danu Cayapata, juga melalui Si Bungkuk Misteri.

Ki Mahesa Agni dan Ki Banyu Pethak mempunyai tingkat kemampuan yang sangat tinggi.  Keduanya mewarisi ilmu pukulan ajaib unsur unsur bumi.  

Keduanya tidak pernah sampai sempurna menguasai ilmu ilmu itu.  Akan tetapi semua ilmu ilmu tersebut dipelajari.  Pukulan Bayangan Matahari, Pukulan Busur Bintang, Pukulan Bayu Lesus, Pukulan Gempa Pralaya, Pukulan Gora Waja, dan Pukulan Aguru Bayanaka.  Memang tidak ada yang sempurna dikuasai, namun karena kedahsyatan ilmu ilmu pukulan ajaib itu sangat melegenda, alhasil kedua tokoh tersebut menjadi orang yang sakti susah dicari tandingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun