Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Perahu Rindu

27 Januari 2019   12:50 Diperbarui: 27 Januari 2019   13:27 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila kau terperangkap pusaran rindu
saat menyusur sungai yang akan membawamu
menuju muara tempat air payau saling bertemu
dengan rasa garam yang pekat
di ujung lidah yang tergurat luka sayat
setelah ditikam tajamnya kata-kata
lalu menikam balik dengan tumpulnya prasangka
pinggirkan perahu sebentar saja
ikat pada juntai akar rotan sega
beristirahatlah sejenak di belantara makna

Bila setelah itu rindumu berperkara
menjadi jeram yang meraksasa
lalu kau ingin berfrasa secara sempurna
mengungkapkan rasa tanpa menampakkan raut muka
pinjamlah istilah cinta dari rimba kepada anak-anak tajuknya
yang membuatnya rimbun dan terlindungi
dari para penyamun yang tak tahu cara mencintai

Bila sekarang kau masih sanggup lanjut berperahu
tuntaskan perjalananmu
aku sudah lama menunggu
di tepian pantai yang dipenuhi tukik penyu
hendak memulai perjalanan panjang sepertimu

Bogor, 27 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun