Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pagi yang Lasak

27 Januari 2019   11:47 Diperbarui: 27 Januari 2019   11:46 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

di pagi yang begitu tua
hujan datang bertandang tiba-tiba
membawa kabar dari langit
hari ini akan banyak bertumbuhan rasa sakit

bunga-bunga kapas di angkasa menghitam
dalam puncak legam yang meruam
seolah kanvas lukisan yang disiram malam
memancarkan puncak dari aura balam

angin yang seharusnya menggembala dengan damai
justru memilih untuk membadai
berikut kilatan berapi
dari petir yang mengayunkan cemeti berulangkali

ketika tiba waktunya hujan berhenti
wajah pagi mengernyitkan rasa sunyi
berdiam diri setelah bertingkah begitu lasak
menampilkan duri, onak dan pertunjukan opera yang luluh lantak

Bogor, 27 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun