Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pertunjukan Pagi

26 Januari 2019   06:03 Diperbarui: 26 Januari 2019   06:08 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Embun dan kabut saling berebut podium. Pertunjukan pagi akan dimulai tak lama lagi. Ini panggung istimewa. Terutama bagi mata yang sudah terbuka selebar-lebarnya. Terpaku di tepi jendela.

Siapa yang bisa menyangkal. Jika pagi adalah tautan terbaik yang tak pernah gagal. Untuk mengunggah pikiran ke dalam kegembiraan yang eksponensial. Demi memulai hari bersama kebaikan-kebaikannya. Menghabiskan dua belas jam berikutnya tanpa disertai rudapeksa dan prasangka.

Pada pertunjukan pagi akan selalu disiapkan beragam atraksi. Mulai dari tarian embun mempersiapkan kematiannya. Upacara cemara menegakkan sirip-sirip daunnya. Kabut tipis yang meluruhkan uap air hingga permukaan tanah yang dingin. Rumput-rumput yang sengaja membiarkan diri tertangkap angin.

Di pertunjukan pagi, para penonton dipersilahkan membayar harga tiket dengan cara sederhana. Binar mata, rekahan tawa, bisikan canda, atau hati yang merona. Sungguh sempurna!

Bogor, 26 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun