Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Arti Pulang bagi Genangan Hujan

25 Januari 2019   22:10 Diperbarui: 25 Januari 2019   22:20 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

menyaksikan anak-anak hujan melayang-layang. jatuh di jalan aspal lalu pecah menjadi kepingan-kepingan. mengingatkan orang-orang yang sedang berteduh, beginilah langit jika mulai runtuh.

melihat aliran demi aliran membentuk genangan. setelah gagal menyusup masuk di permukaan jalan. memberitahu kepada semua orang. air-air itu kesulitan menemukan jalan pulang.

genangan itu butuh waktu beberapa lama untuk mengering. waktu yang dibutuhkan untuk menumbuhkan lumut di atap dan genting. waktu yang diperlukan untuk menghanyutkan segala macam peringatan. jika tak menemukan jalan pulang, genangan akan dengan mudah mengajarkan apa itu arti berantakan.

jalan-jalan pulang banyak yang tertutup rapat. ditindih benda-benda berat dan mampat. beton bertulang, aspal hitam, gedung-gedung menjulang, menara-menara menegang. pori-pori tanah sengaja dijahit berulang-ulang. demi tapak-tapak peradaban. sebagai tempat tinggal yang nyaman bagi zaman.

bila jalan-jalan pulang itu pada akhirnya menjadi barang mewah. tidak mustahil genangan demi genangan selanjutnya hanyalah remah-remah dari amarah. sebagai isyarat selanjutnya. akan perjamuan petaka. dari cuaca yang terus-terusan berduka. dari bumi yang terus-terusan terluka.

Bogor, 25 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun