Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hikayat Kata-kata

21 Januari 2019   23:36 Diperbarui: 22 Januari 2019   00:42 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hikayat malam ketika tersetubuhi hujan, adalah kisah kebenaran dari rasa sunyi yang melelahkan.

Hikayat hujan saat bergumul dalam satu genangan, adalah kisah pelarian yang tak menemukan jalan pulang.

Hikayat perjalanan tak bersua dengan pondok huma, adalah kisah pengembaraan yang terlunta-lunta tanpa diakhiri perjumpaan.

Hikayat perjumpaan yang memanggungkan tarian perpisahan, adalah kisah malam yang ditinggalkan hujan, menyisakan genangan, hanya bisa berjanji esok akan melanjutkan perjalanan.

----

Pada setiap kata-kata yang lupa pada tanda bacanya, maka kalimat-kalimatnya akan saling bersengketa.

Pada setiap sengketa yang melibatkan frasa dan peribahasa, maka arti sesungguhnya mesti digali sedalam-dalamnya.

Pada setiap kedalaman yang tak ditemukan apa-apa, maka yang terjadi adalah kesalahan dalam menentukan permukaan.

pada setiap permukaan yang terlihat tak rata, belum tentu isinya selalu bergelombang.

pada gelombang kata-kata yang saling bersilang sengketa sehingga tak berhasil menjumpai makna yang sempurna, sesungguhnya kita sedang berhikayat tentang kata-kata.

Bogor, 21 Januari 2019
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun