hujan kali ini yang datang
setajam katana membelah malam
tubuh-tubuh rinai berhamburan
pecah di tanah-tanah basah
terkubur di hati hati yang digumuli resah
irama yang tertangkap telinga
seperti padang gurun yang terluka
semacam pula lagu-lagu orkestra
merayakan kesedihan tak kentara
dari orang-orang yang terpahat patah hatinya
rumput dan lumut merebahkan dirinya
diterpa ratusan rintik tanpa jeda
seolah anak gadis yang kehilangan mimpi terbaiknya
termangu di sudut ruang tanpa jendela
kosong, berteman dengan stupa rasa hampa
tapi, di antara sunyi yang memilin hati
hujan ini adalah lilin yang lupa mati
di tengah kegelapan tanpa celah
di sela rupa-rupa warna gelisah
menyala, tanpa tanda-tanda hendak rebah
mosaik hujan
dilukis otomatis oleh tangan-tangan tak kelihatan
mendermakan penghiburan
sekaligus penguburan
bagi rasa pedih yang berkepanjangan
Bogor, 21 Januari 2019