Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pilihan yang Berjatuhan

20 Januari 2019   23:47 Diperbarui: 21 Januari 2019   00:02 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak pilihan di hadapanmu
kau tinggal pilih mana yang kau mau

di halaman, membuat dirimu kaku, serupa phalaenopsis ungu
atau buru-buru meraih sepatu, berlari menjemput masa lalu
atau kau menungguku, menjemputmu
tanpa perlu menunggu masa lalu

dari sekian banyak pilihan yang berjatuhan
pilihan-pilihan dari masa lalu adalah kenangan
pilihan-pilihan pada masa depan adalah harapan
pilihan-pilihan tak terpilih adalah kejadian
pilihan-pilihan tak didapatkan adalah ratapan

dari sekian banyak pilihan yang berjatuhan
kau boleh memilih ikut terjatuh, atau bertahan
semua terserahmu
bukan atas anggapan masa lalu
yang membuatmu selalu ragu-ragu
saat menungguku menjemputmu
tanpa membawa serta masa lalu

Jakarta, 20 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun