Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunga-bunga Perjalanan

20 Januari 2019   22:24 Diperbarui: 20 Januari 2019   22:46 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkuntum bunga tumbuh di benak para pejalan. Pada tangkainya bergelayut berbagai skenario keberangkatan. Dengan hanya tersisa satu sketsa kepulangan.

Orang-orang berlalu lalang menyesap wangi sembari menitipkan hati jauh ke dalam. Di perjalanannya nanti mereka hanya perlu berserah pada diam.

Perjalanan yang terlalu riuh akan merusak gendang telinga. Perjalanan yang terlalu ricuh akan membuat mata menyerakkan pecahan kaca. Perjalanan yang terlalu rusuh akan menempatkan jiwa pada posisi rawan cedera.

Bunga-bunga tumbuh subur di perjalanan orang-orang yang berbekal tanah gembur. Dari halaman rumah mereka yang dipenuhi cinta tak pernah luntur.

Bunga-bunga melayu seperti kerak lumut di permukaan batu. Pada perjalanan orang-orang yang lupa membuka pintu. Ketika sebelumnya keyakinan hendak datang bertamu.

Bunga-bunga perjalanan. Dari benih-benih harapan yang ditanam. Bukan jatuh begitu saja dari langit seolah reruntuhan hujan.

Jakarta, 20 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun