sebuah alamat
tercetak di kepala surat
dari ekspedisi masa lalu
mengajakku mencumbui waktu
aku memandanginya
berlama-lama
coba melafalkan nama
juga menghafalkan alamat itu di mana
aku tertawa janggal
alamat itu ternyata sebuah rencana yang gagal
telah sekian lama tertunda
karena kehilangan aba-aba
----
sebuah alamat
tergurat di dinding kabut yang pekat
kiriman dari ilusi
bahwa rencana akan diulang kembali
aku tak mau menatapnya
meskipun sebentar saja
sebab aku tak mau tertipu
gurauan tak cerdas masa lalu
aku enggan tertawa
alamat itu menggiringku, pada langkah pertama
menjejak pelataran, membawaku berjalan, begitu saja
tanpa rencana, tanpa aba-aba
Bogor, 16 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H