Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Alamat

16 Januari 2019   20:09 Diperbarui: 16 Januari 2019   20:27 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sebuah alamat
tercetak di kepala surat
dari ekspedisi masa lalu
mengajakku mencumbui waktu

aku memandanginya
berlama-lama
coba melafalkan nama
juga menghafalkan alamat itu di mana

aku tertawa janggal
alamat itu ternyata sebuah rencana yang gagal
telah sekian lama tertunda
karena kehilangan aba-aba

----

sebuah alamat
tergurat di dinding kabut yang pekat
kiriman dari ilusi
bahwa rencana akan diulang kembali

aku tak mau menatapnya
meskipun sebentar saja
sebab aku tak mau tertipu
gurauan tak cerdas masa lalu

aku enggan tertawa
alamat itu menggiringku, pada langkah pertama
menjejak pelataran, membawaku berjalan, begitu saja
tanpa rencana, tanpa aba-aba

Bogor, 16 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun