di detik ketika aku terlelap sekejap
di sebuah tikar usang selusuh daun pisang
aku mendapatimu menyeka airmata
sambil tersenyum samar terhadap senja
aku tak tahu, apakah itu menangisi suka cita
atau gembira setelah menuntaskan duka
entah untuk alasan apa
tapi aku menyukainya
mungkin itu mimpi
semacam iklan di televisi
lewat dalam hitungan detik
seperti tamu yang pergi dan bertabik
mungkin juga itu sebentuk lamunan
saat aku terperangkap kegagalan
menemuimu
di senja yang berpintu buntu
Bogor, 16 Januari 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!