dari cangkir yang terbuat dari tanah liat, hujan didisposisi berdasar mufakat; musim ini, ada baiknya hujan dinobatkan sebagai permasuri hati, bagi orang-orang yang tak mau melepas kehendaknya untuk selalui mendahului mimpi.
mimpi tidak selalu berada paling depan. Ia adalah hulubalang. Mengawal upacara kegagalan dan perayaan keberhasilan. Setelah keinginan berpusar-pusar ibarat daun kering. Dipermainkan angin. Lalu mendarat di tempat yang dingin.
tempat yang dingin biasanya lebih beradab daripada tempat yang berangin. Angin akan dengan mudah mengombang-ambing ingin ibarat perjalanan seorang Ronin. Sedangkan dingin hanya sekedar menggigilkan ingin yang tertekuk gagu seumpama lampin yang bisu.
secangkir hujan. Bagi retak kerongkongan. Setelah berhari-hari melakukan perjalanan. Apakah itu bagian dari ritual atau sebuah fase yang gagal. Bukan alasan untuk menjadi jagal. Atas rencana-rencana yang terlihat janggal.
secangkir hujan untuk tuan-tuan yang mempertuan dirinya sendiri, melalui penghambaan tak habis-habis. Atas perkara-perkara utopis. Minumlah secangkir hujan itu. Sebelum kalian beku dikoyak-koyak waktu!
Bogor, 15 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H