Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ditumpahi Sepi!

14 Januari 2019   14:54 Diperbarui: 14 Januari 2019   15:00 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segelas kopi, ditumpahi sepi
partikel kafein dan senyawa adrenalin masing-masing bunuh diri
mencekik leher dan menyumbat aliran nadi
sepertinya aku memulai hari, pada pagi yang nyaris mati!

oh, aku mesti segera mencari keranda
mengusung jasad kerumitan yang mudah sekali melempar canda
;tanpa kerumitan, hidupmu hanya asal-asalan
persis seekor ayam, yang hidup dalam kurungan
mudah dan sederhana, hanya termangu menunggu saat penjagalan

lantas, mesti bagaimana?
di saat manis dan pahit saling bersengketa
mana yang lebih bisa disebut rasa
manis adalah perpaduan ritmis antara ludah dan lidah yang sama-sama berasuah
sedangkan pahit adalah kejadian tragis yang melebur dalam peristiwa penat dan lelah

sama saja
tak ada bedanya
aku tetap saja merasa letih
rasanya ini semua adalah rangkuman dari sekian banyak fase pedih

Jakarta, 14 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun