di tanah-tanah milik kemarau, hujan yang datang adalah kesibukan
suka cita dan perayaan
suara-suara musik orkestra
dipadukan dengan pertunjukan opera
bertema kedatangan yang dimuliakan
di tanah ini, mati berarti terpanggang api
hangus, meranggas di pucuk dahan tirus yang mengurus
tanah milik kemarau adalah tanah perdikan luas
bekas jajahan dari musim panas
terus menerus menggugurkan daun
menggerus runtuh rasa hati seumpama kasih dilanun gurun
sawah ladang di sini adalah padang savana
memelihara singa, kuda dan hyena
dan musim perburuan mereka
adalah yang terbaik dari sebuah peristiwa
saling memangsa tapi bukan karena kuasa
saling memakan namun tidak dihiruk-pikuki ketamakan
sama sekali tidak meninggalkan tulang-tulang berserakan
secara berlebihan
di tanah milik kemarau
hujan yang datang laksana tuangan anggur penghalau risau
di pesta-pesta perjamuan takdir
ketika orang-orang berhasil menghapus perjumpaan dengan titik nadir
Bogor, 13 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H