Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kau Perempuanku!

11 Januari 2019   22:38 Diperbarui: 11 Januari 2019   23:10 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau perempuanku!
begitu gerutuku,
sambil memunguti lembar demi lembar puisi cinta yang berjatuhan
aku tuliskan itu berulang-ulang
di dinding hujan yang suara kedatangannya mirip pawai kemerdekaan

ini mungkin yang disebut epilepsi rindu
penyakit kejang-kejang menakutkan
yang menimpa ujung perasaan
tapi benarkan demikian?
atau ini hanya sugesti yang ditimpakan bagi seorang lelaki
karena hatinya lenyap tercuri

barangkali kau memang ditakdirkan menjadi perempuanku!
kali ini bukan lagi gerutu, tapi aku berseru
sembari mengingat-ingat alamat cinta yang sempat aku catat
aku hendak berkirim surat;
ketahuilah, aku telah tak berpunya
kau melanun lamunanku dengan semena-mena
sampai jantungku tak ketahuan rimba
kau ambil detaknya
entah kau buat apa
tapi rasanya aku menduga kau jadikan jam dinding
menemanimu di kamar yang hening
supaya kau tahu aku masih ada
supaya kau tahu kau tak kehilangan cinta

Bogor, 11 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun