senja sedang ditempa pandai besiÂ
percikan merah serta hitam jelagaÂ
mengikuti warna apiÂ
di siniÂ
dari serambi di mana inspirasi sedang bertransaksiÂ
api itu terlihat seperti kepundan sunyiÂ
di sanaÂ
di batas langit yang tak kentara batasnyaÂ
sedang ada upacara, ritual sederhana menghapus dukaÂ
duka-duka yang terlahir tanpa bapa
juga ibundanya
karena orang tuanya adalah birahi yang tertunda
dari rasa pahit, getir, dan hambar
mengabarkan hati yang sakit, titik nadir, dan renjana yang pudar
dan inilah remang,
bersamaan dengan senja yang menemukan jalan pulang
api, sunyi dan duka menghilang
menjelmalah kunang-kunang!
Bogor, 11 Januari 2019Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H