dari setiap buku yang dibaca, ditemukan separuhnya adalah; penjajahan
memori-memori yang terpaksa menerima gagasan
tak kuasa menolak persuasi waktu, menjadi koloni baru
bertanamlah di sana para petani kata-kata yang berhasil menyemai duka, bagi turunnya hujan airmata. berkolamlah di sana para nelayan kata-kata yang kehilangan lautan inspirasi, menabur benih ilusi, atas banyaknya kejadian tak pasti. berkubanglah di sana para pengajar kata-kata yang menjalani setiap langkah menuju sekolahnya, dengan mengendarai prosa.
buku yang dibaca. bukan kanan atau kiri. bahkan tengah pun tidak. Karena buku tak pernah memihak.
buku yang dibaca. adalah penggembala. menggiring ternaknya ke padang kata-kata. mempersilahkan pembacanya memilih kata-kata paling paripurna. untuk membungkus dirinya. dalam metamorfosa pikiran. hingga sanggup bermigrasi sejauh mungkin, menuju tempat asal keinginan. di mana dulu dia dilahirkan.
Jakarta, 11 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H