Jejak-jejak kata
berhamburan di mana-mana
pada realita yang banyak dibumbui drama
dan kata-katanya meluas seperti samudra
tak terbendung
ke dalam kegairahan merundung
;itu adalah musuh. Mari kita buat dia runtuh
lebih jatuh dari daun-daun yang luruh
Â
Jejak kata lebih dalam dibanding jejak pedang
menikam hingga tulang belakang, lukanya tak lekang
menusuk hingga tulang rusuk, bekasnya membusuk
merobek hingga urat syaraf terbaik, sayatannya tercabik-cabik
;kita harus menang, menggunakan kata-kata paling tajam
semua juga tahu, kata-kata lebih garang dari panglima perang
Jejak kata lalu menjadi jejak kita
kita yang sedang menuliskan kata-kata;
mengalahkan sejarah, atau menjarah kekalahan
;sama saja, tak ada perbedaan
kita mungkin menang
tapi dengan cara-cara seorang pecundang
Jakarta, 9 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H