Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Melukai Sejarah

9 Januari 2019   22:56 Diperbarui: 9 Januari 2019   23:42 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jejak-jejak kata
berhamburan di mana-mana
pada realita yang banyak dibumbui drama
dan kata-katanya meluas seperti samudra
tak terbendung
ke dalam kegairahan merundung
;itu adalah musuh. Mari kita buat dia runtuh
lebih jatuh dari daun-daun yang luruh
 
Jejak kata lebih dalam dibanding jejak pedang
menikam hingga tulang belakang, lukanya tak lekang
menusuk hingga tulang rusuk, bekasnya membusuk
merobek hingga urat syaraf terbaik, sayatannya tercabik-cabik
;kita harus menang, menggunakan kata-kata paling tajam
semua juga tahu, kata-kata lebih garang dari panglima perang

Jejak kata lalu menjadi jejak kita
kita yang sedang menuliskan kata-kata;
mengalahkan sejarah, atau menjarah kekalahan
;sama saja, tak ada perbedaan
kita mungkin menang
tapi dengan cara-cara seorang pecundang

Jakarta, 9 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun