Ketidakhadiranmu ternyata mengusik adaku
Aku harus terima menjadi arca
Tuli dan buta
kau sebenarnya di mana?
Ketiadaanmu menyebabkan ketiadaanku
aku menjadi anti teori
dari sekian banyak hal yang pasti
semua serasa immateri
Kehilanganmu membuatku sebebal batu
aku termangu
di pinggiran sungai kecil bergemericik damai
tapi terasa berada di pusat mata badai
Mungkin kau menjadi bulan
tapi kau paham aku bukan langit malam
tak bisa meraihmu seketika
saat kau melakukan perjalanan cahaya
Mungkin kau menjelma kupu-kupu
namun kau tahu aku bukan bunga sepatu
tak mampu memberimu nektar
apalagi sehamparan taman beberapa hektar
Mungkin kau sedang bercanda
dengan kabut yang menempel di jendela
tapi aku bukan kaca
yang bisa menatapmu saat itu juga
Kau sebenarnya ada di mana?
Jakarta, 8 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H