Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamat Pagi

8 Januari 2019   09:09 Diperbarui: 8 Januari 2019   10:00 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat pagi wahai langit
aku sedang memandangmu, bersama hiruk pikuk kepalaku
di jalanan berbatu
tempat air hujan semalam, menyelinap terburu-buru
dan sekarang kau memberi kesimpulan haru
tentang bisu yang tak perlu
melalui jejak warnamu yang membiru

Selamat pagi wahai pagi
aku lihat kau lupa
perihal embun-embun yang tak ada
juga suara burung pedendang
tak lagi melakukan aransemen ulang
tentang nyanyian penyemangat
di permulaan hari yang cukup hangat

Selamat pagi wahai cinta
semoga hiruk pikuk kota industri
tak membuat telingamu tuli
aku yakin masih ada embun di sana
juga burung-burung penembang suasana
mengiringi langkah dalam mengarungi lelah
meninggalkan serapah serta menanggalkan amarah

Agar hari ini
bisa separuhnya kau nikmati
separuhnya lagi
gunakan untuk berucap padaku selamat pagi

Jakarta, 8 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun