Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tenggelam dalam Kata-kata

7 Januari 2019   21:16 Diperbarui: 7 Januari 2019   21:21 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

berpaling untuk mendapati senja yang menua,
berbisik mesra;
akulah kekasih langit ketika dia lupa
;pada warna biru yang mulai luntur
akulah kekasih langit kala merah tembaga
;menghiasi bibirnya saat hendak tertidur

pulas di ambang petang
bersama menantikan kedatangan kunang-kunang
aku dan dia lalu menjadi kita
menerjemahkan siapa sesungguhnya kita

kita adalah peperangan tanpa disertai kematian
kita adalah kekacauan tanpa dibekali kekeliruan
kita adalah cinta tanpa dibebani janji untuk setia
kita adalah kesetiaan tanpa harus bersumpah cinta

karena kita ditakdirkan ke pelaminan, tanpa perlu sedikitpun perayaan

senja menghentikan kata-kata
kepada langit kekasihnya
sekarang ini, sudah cukup, dengan hanya menatapnya
tenggelam dalam kata-kata
di ruang malam, yang tak sanggup berkata-kata

Jakarta, 7 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun