Pada saat ritme dunia menghadirkan banyak isme
kita paham sedang berada di abad apa
kita pasrah dimasukkan dalam kotak-kotak kecil
meringkuk dan mengangguk
seperti burung tekukur yang sedang birahi
mematuk kepala pasangannya sendiri
Lini masa seolah jaring laba-laba
menguasai pikiran kita
sehingga kita tak lagi jadi pengemudi
namun hanya menjadi penumpang gelap
duduk di kursi paling belakang
tanpa sabuk pengaman
Kita tunduk pada segala macam opini
mengiyakan yang tidak terjadi
berkata tidak pada apa yang sebenarnya bukan mimpi
kita lantas pandai mengira-ngira
namun lupa memastikan duduk perkara
Kita berlagak pintar
menjadi pandir dan sedikit barbar
berjalan serupa zombi
liar dan berapi-api
Kita dikunyah oleh peradaban
menjadi remah tanah calon penghuni kuburan
yang tidak tahu apa-apa
tapi beranggapan pasti masuk surga
Jakarta, 29 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H