Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dikunyah Peradaban

29 Desember 2018   14:19 Diperbarui: 29 Desember 2018   14:27 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pada saat ritme dunia menghadirkan banyak isme
kita paham sedang berada di abad apa
kita pasrah dimasukkan dalam kotak-kotak kecil
meringkuk dan mengangguk
seperti burung tekukur yang sedang birahi
mematuk kepala pasangannya sendiri

Lini masa seolah jaring laba-laba
menguasai pikiran kita
sehingga kita tak lagi jadi pengemudi
namun hanya menjadi penumpang gelap
duduk di kursi paling belakang
tanpa sabuk pengaman

Kita tunduk pada segala macam opini
mengiyakan yang tidak terjadi
berkata tidak pada apa yang sebenarnya bukan mimpi
kita lantas pandai mengira-ngira
namun lupa memastikan duduk perkara

Kita berlagak pintar
menjadi pandir dan sedikit barbar
berjalan serupa zombi
liar dan berapi-api

Kita dikunyah oleh peradaban
menjadi remah tanah calon penghuni kuburan
yang tidak tahu apa-apa
tapi beranggapan pasti masuk surga

Jakarta, 29 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun