Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Kau Menjenguk Degup Jantungmu

29 Desember 2018   09:25 Diperbarui: 29 Desember 2018   09:53 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ketika pipimu merona
aku menyangka sedang terjadi purnama
buru-buru aku ke halaman depan, sebuah buku yang terbuka
aku jadikan ronamu cover muka

Ketika matamu menyala
aku pikir matahari sedang murka
segera saja aku lari menjemput malam
aku jadikan cahaya matamu rembulan

Ketika senyummu terkulum sempurna
aku kira senja sedang bermetafora
tergesa-gesa aku mengambil kertas
mewarnainya dengan merah yang tegas, agar sore tak menjadi pias

Ketika hatimu memintaku singgah
aku tak mampu menyanggah
aku berencana berdiam lama
hingga kau tak sadar aku ada di mana

Dan ketika kau menjenguk degup jantungmu
barulah kau bisa menemukanku

Jakarta, 29 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun