Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serakan-serakan Keinginan

25 Desember 2018   22:07 Diperbarui: 25 Desember 2018   22:15 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
rumahperadabansriwijaya.org

Dari serakan-serakan keinginan yang terhidang di atas meja makan. Terbagi dalam tatakan-tatakan yang tersusun rapi berdasarkan masing-masing harapan.

Aku mau pergi menjemput cita-cita. Aku hendak mengejar langit. di sanalah aku akan menggulai rasa pahit. Dengan bibit hujan. Juga purnama yang diawetkan.

Aku akan pergi. Berjualan mimpi. Jualan ini sedang laris-larisnya. Aku akan ambil untung sebesar-besarnya.

Aku hendak mengejar bayangan. Lalu meninggalkannya. Bayangan ini sangat menggangguku. Dia selalu menawarkan masa lalu.

Aku tak akan kemana-mana. Aku di rumah saja. Aku tidak perlu berangkat tanpa alasan. Sehingga tak lagi menunda kepulangan.

Serakan-serakan keinginan telah dihabiskan saat sarapan. Selanjutnya terserah kemauan harapan. Apakah akan ditelan, dimuntahkan, atau justru lari berkejaran.

Jakarta, 25 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun