Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Arti Pulang

25 Desember 2018   13:57 Diperbarui: 26 Desember 2018   06:10 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senyampang kita belum pulang. Masih banyak barang bawaan yang kita jinjing dalam pikiran. Ada baiknya kita membuat kesepakatan. Sebelum kita jatuh dalam debat kusir berkepanjangan. Tentang arti pulang.

Apakah mengetuk pintu, membukanya, lalu menyeduh kopi dari air panas yang dimasak di tungku, adalah kepulangan yang ditunggu?

Ataukah menggali lubang, menguruk tanah dan mendirikan batu nisan, di atas doa-doa yang menguar seperti ular, juga arti pulang yang kita jelang?

Di balik seragam biru, langit yang begitu cantik, ternyata juga bisa menjadi jenazah, ketika mendung hitam membelasah.

Di balik kain putih, saat mimpi telah terputus, digantikan keputusan, dan kita tak cantik lagi. Barulah kita mengerti. Apa arti mati.

Sebelum sampai rumah. Dan kita menyebut kita telah pulang. Lebih bagus jika kita membuka mata. Sebaik-baiknya. Apakah ini di beranda, atau sedang berada dalam keranda.

Jakarta, 25 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun