Andika Sinatria semakin kebingungan. Pangeran ini sadar bahwa gadis jelita di depannya ini mempunyai watak yang sedikit aneh dan sering melawan paugeran. Di satu sisi, dia harus menjaga wibawa di depan para pengikutnya. Di lain pihak dia juga khawatir, gadis yang telah menjatuhkan hatinya ini akan marah dan kecewa.
Dia tidak mau gadis pujaannya ini kecewa. Kalau sampai dia kecewa, akan semakin sulit untuk menaklukkan hatinya yang sekeras baja. Pangeran ini mengangguk ke arah si Tangan Baja dan pelayan muda yang masih bersimpuh ketakutan.
"Pelayan, ambillah apa yang diberikan tuan puteri Dewi Mulia. Bagi bagikanlah dengan yang lain. Tangan Baja, kau juga ajaklah pengawal yang lain untuk makan bersama sama kali ini."
Si Tangan Baja dan pelayan muda itu memperlihatkan kelegaan yang luar biasa. Buru buru mereka melaksanakan perintah itu dengan takzim.
Andika Sinatria menatap gemas kepada Dewi Mulia Ratri," sudah puas Dewi...?"
Dewi Mulia Ratri tersenyum lebar dan mengangguk angguk puas tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Kebahagiaan yang sangat sederhana dicatatnya pagi ini dalam hati. Melihat orang orang suruhan itu menikmati makan dengan cepat karena memang sudah sangat kelaparan membuatnya sangat bahagia luar biasa.
Dia akan mencatat sesederhana apa hal hal yang bisa membuatnya merasa bahagia. Diambilnya secarik daun lontar dan ditulisnya ringkasan kejadian pagi ini dengan wajah berseri seri. Andika Sinatria yang memperhatikan semua itu menjadi terpesona. Gadis di depannya ini sangat cantik jelita. Memikat hati secara lahir dan batin. Aneh dan juga sakti. Apakah dia bisa menjalani peran sebagai istri seorang pangeran? Apakah dia tidak akan selalu menabrak cara cara dan tata krama kerajaan? Apakah baginda raja setuju jika gadis ini menjadi istrinya?
Andika Sinatria menggeleng gelengkan kepala mengusir pertanyaan pertanyaan aneh yang berkeliaran di kepalanya. Dia mempunyai tugas kerajaan yang sangat penting. Dia harus mengabaikan gejolak hati yang tidak karuan ini. Urusan perkumpulan Kelelawar ini cukup gawat. Semakin lama mereka bisa semakin kuat dan bisa merongrong kekuasaan kerajaan Galuh Pakuan.
Pangeran yang jiwanya tertempa dengan kuat ini bisa mengalihkan perhatiannya pada urusan negara. Dia harus menepis bayangan cinta yang sudah mulai mendarah di dalam hatinya. Dia sangat bahagia bisa melakukan perjalanan bersama gadis pujaannya ini. Itu dulu. Urusan lainnya bisa dipikirkan lagi nanti.
Setelah selesai sarapan dan berbenah, rombongan kecil ini berkemas kemas melanjutkan perjalanan. Mereka harus melintasi dan memutari lereng Gunung Pangrango untuk mencapai sisi selatan gunung. Ada jalan kecil yang bisa dilewati. Terlalu lama jika harus mendaki sampai puncak dan kemudian turun lagi. Kuda kuda itu tidak mungkin kuat. Apalagi cukup banyak perbekalan yang dibawa serta.
Lewat tengah hari, rombongan ini mulai memasuki hutan di sisi selatan gunung. Tak lama lagi mereka harus menemukan tempat untuk bermalam. Hutan semakin lebat dan sungai juga mulai jarang didapat. Mereka harus menemukan tempat yang cukup landai untuk berkemah dan sumber air untuk menambah perbekalan minum.