Di setiap jengkal aurora, yang menyingsing di atas para-para. Aku mengundangmu untuk menjadi penonton. Dalam perayaan langit yang tak lagi monoton.
kau boleh duduk di kursi depan. Pilihanmu adalah bertepuk tangan, atau menjadikannya kenangan. Kelak, bisa untukmu bekal menghadapi segala macam ratapan.
Pada setiap inchi layar televisi, yang meramu kabar-kabar menggelisahkan. Untuk dijejalkan ke mata kita yang beruban. Aku menyarankanmu agar membuang muka. Aku tak ingin retinamu disusupi jelaga.
kau boleh mendengarkan radio usang. Namun masih bisa dibunyikan. Dengarkan lagu-lagu tentang semangat. Agar kau tak usah lagi meratap-ratap.
Dalam kesepian paling mencekam, kau diberikan kerinduan paling dalam. Jangan sia-siakan dengan mengunyah garam. Sementara kau sering menyesap air lautan.
sebaiknya kau mengejar lebah yang beriringan terbang. Ada rasa manis tak kepalang. Juga keinginan kuat untuk pulang.
Jakarta, 24 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H