Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ini tentang Hati

23 Desember 2018   20:35 Diperbarui: 23 Desember 2018   20:40 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber; pixabay.com


Ini tentang berapa derajat
kau menegakkan cinta berkoordinat
mengarah bujur utara, atau lintang timur
mendampingi pijar kejora, atau bintang padam yang lupa berjemur

sudah tahu itu bekas luka, tapi kau selalu saja lupa
membebatnya secara teliti
dengan secarik rasa suka, dari kegembiraan para anak gembala
yang meniup serulingnya, dengan not-not bernada sepi

Ini mengenai seberapa banyak, kumparan listrik yang menyalakan benak
apakah kau gulung dengan teliti, atau kau lilit dengan hati-hati
agar kau mengerti, medan magnet itu tak berbunyi
namun dengan mudah, bisa menarik kekuatan diri

tak perlu banyak mengeja kata, kalimat terkadang hilir mudik di depan mata
hanya tinggal sejauh mana, peka retina bisa menangkapnya
ini semua tentang hati, juga api
sekuat apa cara mencintai, juga menghanguskan sunyi

Jakarta, 23 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun