Tidak ada satupun ruang yang terlalu lebar untuk ditempati. Seperti juga tak ada sedikitpun rumah yang terlalu sempit untuk ditinggali.
Ruang-ruang melebar dengan sendirinya. Begitu pikiran yang sempit buru-buru dibebaskan dari penjara. Menerima apa saja dan bukan apa yang dipinta. Memandang siapa saja dan bukan saja yang dipuja. Menyalami senja yang nyaris mati dan tidak hanya menyapa pagi yang manis sekali.
Ruang yang sanggup menerimamu sebagai penghuni, adalah ruang di mana kau meletakkan hati. Bukan sebuah ruang yang sengaja dibeli. Atau ruang yang nyaman di kegelapan malam, untuk kemudian membakarmu habis di teriknya siang.
Rumah yang terbagi dalam banyak ruang. Sesungguhnya adalah ruang untuk pulang. Mungkin kau telah terlalu lama pergi. Atau terlalu sebentar untuk kembali.
Ruang-ruang yang membentuk sebuah rumah. Adalah rumah bagi perjamuan yang ramah. Bagi kenangan dan harapan. Di manapun di tempatkan, keduanya tak pernah berniat untuk bersilangan.
Kenangan dipelihara untuk membesarkan harapan. Sedangkan harapan dijaga agar kenangan tak liar berlepasan.
Tidak ada satupun tempat yang menolakmu untuk membuat ruang. Seperti juga tak satupun rumah yang mengabaikanmu untuk pulang.
Bogor, 14 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H