Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Persilangan Waktu

9 Desember 2018   15:08 Diperbarui: 9 Desember 2018   15:12 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


saat kau memutuskan untuk berlari
mengejar bayangan yang lepas dari kaca
aku memilih berdiam diri
lebih baik menunggumu di sini
di telaga tempat kita memelihara angsa
juga menumbuhmekarkan padma

di sepanjang jalan, kau mengumpulkan keping-keping tanya
entah terbuat dari apa
tapi kau tak pernah mau menjawabnya

di telaga ini, aku mengumpulkan remah-remah hujan
mengibaratkannya roti buat sarapan
bagi anak-anak angsa yang kelaparan

di suatu perhentian, kau menyinggahkan sebuah harapan
pikirmu, harapan mesti ditebar, agar tak sekedar berhenti menjadi kabar
di pinggir telaga, aku menghentikan harapan, yang berkeliaran
pikirku, harapan yang liar, mesti dihentikan, supaya tak menjadi kabar tak berpengharapan

kau terus saja berlari
aku tetap saja berdiam diri

lalu kapan kita bisa bertemu?

sedangkan waktu tidak lah pernah membatu

Jakarta, 9 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun