Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesisir

28 November 2018   15:17 Diperbarui: 28 November 2018   15:26 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tak ada sedikitpun keraguan. Untuk menyebutmu sebagai calon ibu dari semua keyakinan. Tentang anak-anak penyu yang dilahirkan. Di setiap purnama yang membiarkan tubuhnya merendah. Menjadi penghangat sempurna kulit-kulit telurnya yang pecah.

malam menyediakan waktunya secara cuma-cuma. Untuk anak-anak penyu yang memulai langkah sederhana. Mendayung pasir dengan sirip kakinya yang semenjana. Menuju lidah ombak pertama yang menjilatnya. Membawanya pergi. Untuk kelak pasti kembali lagi.

di pesisir ini. Ruh-ruh kecil berlari. Menyambut kehidupan yang baru dimulai. Menyertainya menunggang surai-surai gelombang. Menyesap buih putihnya untuk menghilangkan kehausan. Akan petualang di hadapan. Menjemput lagi arti kepulangan.

Seberang Derawan, 27 Nopember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun