Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Fatamorgana

25 November 2018   12:26 Diperbarui: 25 November 2018   12:41 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


saat aku teringat kenangan
aku lalu mengenang ingatan
pada perkara-perkara yang membuatku lupa
waktu dulu aku tak sengaja melupakan beberapa perkara

sunyi itu menerkam dengan keganasan harimau
sepi itu mencengkeram semua kekuatan mau
hening, menunjukkan mukanya yang sederhana
sesederhana bening yang mengaliri pelupuk mata

di antara nyata dan fatamorgana
terselip keinginan mengada-ada
menemukan oase di tengah padang hujan
meminumnya habis seolah itu adalah harapan

di antara luka yang bertindak bengis
orang-orang merindukan gerimis
berharap bisa membasuh tanpa sisa
apa-apa yang dikira sebagai kekhilafan masa

pada akhirnya semua tak lebih dari fatamorgana
menjadi nyata jika kita meyakininya
menjadi khayal jika kita meragukannya
tidak pernah tersedia pilihan, untuk berada di antaranya

Bogor, 25 Nopember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun