Bila aku terpuruk di antara sekian banyak kemegahan cerita, mungkin aku sebaiknya membunuh diriku dengan cara memenggal leher menggunakan ketajaman kata. Ini hukuman mati. Tapi tak menghilangkan nyawa sama sekali. Hanya saja mungkin akan terjadi patah hati.
Bila aku mengenyahkan dugaan bahwa kedatangan hujan kali ini hanya basa-basi, barangkali sebaiknya aku memporak-porandakan sunyi yang sedianya menyerahkan diri. Aku akan melukainya. Tanpa membunuhnya. Aku tahu masih banyak orang yang membutuhkan sunyi. Untuk bersembunyi.
Bila aku tersakiti gara-gara lambatnya kehadiran matahari, sedangkan aku sudah begitu menggigil nyaris hipotermia. Aku akan berdoa. Tuhan, nyalakan api dalam jiwa. Api yang masih tersisa dari segala sia-sia. Ketika aku kepadaMU seringkali lupa.
Bila aku mendadak amnesia terhadap segala ketakutan. Maka bangkitlah keberanian. Aku akan menantang kengerian. Bertarung satu lawan satu. Sampai waktu menyerah dan akhirnya merestuiku.
Medan, 23 Nopember 2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI