Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Di Punggungmu Kulihat Kata-kata

22 November 2018   18:54 Diperbarui: 23 November 2018   23:26 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pixabay)

Saat itu kau beranjak pergi. Padahal kita belum selesai merumuskan kata pulang. Juga definisi tentang datang. Lalu aku melihat banyak kata. Menelanjangi punggungmu yang dijatuhi cahaya matahari.

Kata-kata yang entah bagaimana membuatku ingin menuliskan puisi. Mengenai apa saja. Mungkin tentang senja, bahaya, dan cuaca.

Kau perempuan senja, sedangkan aku lelaki berbahaya. Kita berdiri di lingkaran cuaca yang sama. Membidik kemarau agar jatuh di pangkuan. Lantas bersama-sama kita rajam jadi hujan.

Saat kau sudah begitu jauh berlalu. Kilau kata-kata masih terpantul dari punggungmu. Aku melepaskan diri dari rasa termangu. Besok begitu kita bertemu. Aku akan akan mencari di pupil matamu. Siapa tahu banyak kata-kata yang berhasil menyihirku di situ.

Pematang Siantar, 22 Nopember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun