Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ini Bukan Sebuah Keganjilan

20 November 2018   01:36 Diperbarui: 20 November 2018   02:09 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku tidak tahu hari ini ada berita apa
yang aku tahu kau tidak berkirim kabar apa-apa
aku memang mematikan radio dan televisi
tapi aku tak pernah mematikan hati

di halaman koran pagi tadi tajuknya cukup berkobar
dengan huruf kapital dan font akbar
"ada pejabat tertangkap tangan KPK"
aku menyesal membacanya
tapi tak menyesal membaca teks darimu yang berpesan
"rinduku lebih tegas dari times new roman"

tagihan bank dan surat tilang
bergeletakan di meja menunggu perhatian
namun aku dengan lugas mengabaikan
aku cuma mau kau menagihku kapan kita bersama melukis rembulan
lalu menulis surat kepadanya bahwa purnamanya sungguh menawan

apabila semua hal menjadi begitu ganjil dan membosankan
membuat tubuhku menggigil kepanasan
lalu otakku gerah kedinginan
aku hanya mau kau menggenapkan dengan bisikan
"itu karena kau menjerang hati pada puncak dinihari"
"setelahnya kau memanasi mimpi dengan api yang kau ambil dari tungku yang sudah mati"

Bogor, 20 Nopember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun