Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Reinkarnasi (Bab 19)

15 November 2018   09:17 Diperbarui: 15 November 2018   09:36 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagipula waktu mereka tak banyak. Setelah bertemu dengan Bli Gus Ngurah, mereka harus cepat-cepat pergi ke Jawa. Memastikan lorong waktu belum diaktifkan dan belum ada sesiapapun yang memasukinya.

Hoa Lie memusatkan perhatian pada jalanan di depan. Melirik ke dashboard. Satu tikungan lagi dan mereka akan sampai. Hoa Lie menengok sekilas di kaca spion tengah. Supir masih menggelosoh tak berdaya di jok tengah. Tapi Kapten Sandro terlihat mulai pulih.

Ini dia! Hoa Lie memarkir mobilnya di pekarangan sebuah rumah kecil berarsitektur etnik Bali.  Terdapat pohon beringin raksasa di pekarangan. Membuat suasana rumah nampak misterius. Wangi bunga-bunga pemujaan menguar keras. Nyaris membuat Hoa Lie bersin. Wangi yang terasa aneh dan tidak biasa baginya.

Mereka memasuki sebuah dunia mistis yang sebenarnya. Hoa Lie sedikit bergidik. Ternyata tugas mereka sama sekali tidak ringan.

Konflik segitiga antara Trah Pakuan, Trah Maja, negeri Cina dan entah pihak mana lagi yang menceburkan diri dalam kekisruhan ini.

Kembali Hoa Lie bergidik.

----

Gian Carlo mengayuh sepedanya serileks mungkin. Udara sebersih ini harus dinikmati. Lagipula dia tidak boleh terlihat mencurigakan.

Sudah 2 jam lebih Gian Carlo mengendarai sepedanya. Entah sudah keberapa kalinya juga orang Italia itu berhenti hanya sekedar untuk pura-pura bertanya arah sembari mengorek sekecil apapun informasi yang barangkali berguna baginya.

Sebuah kelebihan lain dari Gian Carlo adalah, dia fasih sekali berbahasa Indonesia. Tak heran, Gian Carlo menguasai lebih dari 10 bahasa penting di dunia yang menjadi lingkup pekerjaannya. Negara-negara yang seringkali menjadi sasarannya mencuri barang antik berharga.

Jalanan mulai mendaki. Tak jauh dari ujung matanya mulai muncul siluet Gunung Salak. Dari pinggang hingga puncaknya masih tertutup kabut namun lerengnya sudah nampak kokoh menjulang. Gian Carlo agak berdebar. Dia sudah membaca beberapa rujukan rahasia bahwa Trah Pakuan didirikan oleh orang-orang yang sangat serius terhadap sejarah tegaknya kerajaan-kerajaan di Jawa Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun