Menziarahi hati yang telah lama mengubur dirinya sendiri. Di pemakaman yang tak bisa ditebak usianya. Mungkin berwindu yang lalu seusia lumut pada batu, atau seminggu yang lalu seumuran dengan hidup kupu-kupu. Tak ada yang tahu.
Bahkan dirinya sendiri tak mau tahu. Yang dia tahu adalah, bahwa dia adalah seorang ratu yang terkubur oleh kerajaan yang disebutnya sebagai imperium kelu.
Mendoakan hati yang telah berpusara dengan doa-doa. Membuatnya bangkit seketika. Seperti arwah penasaran mencari jasad yang telah lama ditanggalkan. Dibersihkan dari segala macam kenangan. Lahir kembali. Sebagai memori kosong dan minta diisi.
Belajar dari duka sebelumnya. Dia memilih untuk hidup di ujung lidahnya sendiri. Sebab dia sudah paham betul apa artinya. Menumpang keputusan pada ujung lidah orang lain, membuatnya lagi-lagi mengebumikan hatinya sendiri. Kali ini selamanya mati.
Kuantan Singingi, 14 Nopember 2018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI