Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Persahabatan

7 November 2018   00:22 Diperbarui: 7 November 2018   00:40 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku menuliskan ini di bebatuan
aku ingin kata-kataku diabadikan hujan
menjumpaimu yang sedang merenungkan
tahun-tahun yang kau lewati dalam perjalanan

aku menyuarakan ini berbarengan dengan kedatangan senja
aku mau suaraku diabadikan rona jingga
menemuimu yang sedang memilah warna
mana saja yang pernah menemanimu dalam sedih dan tawa

Aku mungkin mengenalmu
belum dalam hitungan windu
tapi aku bisa merasakan manis yang kita cecap bersama
ketika kita tergelak berdua
aku juga bisa merasakan pahit yang kita cicipi bersama
saat kita mendidihkan airmata berdua

persahabatan bukan sekedar kepompong
yang melahirkan kupu-kupu
dan menyediakan sempitnya waktu
persahabatan juga gorong-gorong
yang mengalirkan air
dan membuat kita tak pernah pandir
menerjemahkan arti berkawan
dalam kegembiraan juga kepedihan

selamat ulang tahun sahabat
semoga jabat erat ini tak pernah berkarat
karena bagiku, kamu adalah emas dua puluh empat karat

7 Nopember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun