Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rangkaian Kata di Suatu Senja

3 November 2018   19:43 Diperbarui: 3 November 2018   19:51 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

hujan enggan berhenti. Mengerumuni senja yang jelas tak mengerti apa yang sedang terjadi. Mungkin hujan ingin membunuh dengan cara menenggelamkan dalam temaram. Agar senja mati begitu saja dalam suasana muram.

suasana muram menyeret banyak hal yang sebelumnya hanya mengendap. Jauh di relung paling dalam kepala yang kedap. Barangkali ini memasuki musim kesumat berkelindan. Satu dua dendam mesti segera digugurkan.

gugur bunga atas nama musim yang baik-baik saja tentulah wangi. Seperti lautan putih saat kejadian musim bunga kopi. Tautan yang sempurna bagi pemandangan tak tercela dengan wangi yang meraksasa. Menyudahi semua rencana buruk yang bertalu-talu di kepala.

Kepala malam tertunduk sejadi-jadinya. Mengiba pada senja yang bermuram durja. Udara memang tak mungkin selalu cerah bermanikam. Selalu ada kalah dalam setiap kemenangan.

Bogor, 3 Nopember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun