pagi mulai hiruk-pikuk dengan dirinya sendiri
menadah setiap embun yang berjatuhan
ke cawan-cawan yang dijajarkan untuk tempat minum burung penyanyi
mengeringkan jalanan yang masih basah oleh bekas hujan semalam
meminjam kebaikan hati helai-helai cahaya matahari
juga mempersiapkan banyak tumpangan
bagi orang-orang yang ingin memberangkatkan diri
menuju berbagai tempat yang dinamai perhentian
atas permintaan sekian banyak keinginan
kereta dan bus kota mendenguskan kegembiraan
ketika penumpang dengan wajah berseri-seri
menjejakkan langkah mereka di trotoar yang masih kedinginan
hari ini akan berulang lagi sebuah pertaruhan hati
kota akan menjadikan mereka budak belian
atau menghadiahi mereka manisnya setangkup roti
fragmen besar pagi
disusun dari skenario kecil bagaimana menuju sore hari
menjadi serigala berbulu angsa
atau segelas teh berasa tuba
atau menjadi dua-duanya
atau tidak menjadi apa-apa di antaranya
karena pilihan tidak berarti harus dipilah
karena memilih tidak lantas usai semua masalah
Jakarta, 2 Nopember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H