Geni sebisanya meraih apa saja yang terdekat dari jangkauan tangannya. Dapat! Batu karang yang licin oleh lumut. Tapi punya celah untuk berpegang dan menarik diri ke atasnya.
Brutal! Dia harus terjun setinggi itu menyelamatkan diri dari kejaran perempuan-perempuan haus darah di atas tebing sana. Geni mengusap mukanya yang basah kuyup air laut. Sekarang dia harus bagaimana?
Geni memandang sekelilingnya yang cukup gelap. Untunglah ada sedikit temaram yang mengudar dari sisa-sisa pecahan cahaya mercusuar di kejauhan.
Dia masih dinaungi keberuntungan. Jatuh tepat di lubuk laut yang cukup dalam. Tubuhnya terasa sangat sakit terhempas permukaan air. Tapi setidaknya dia selamat. Meneruskan kisah mengerikan yang rasanya tak pernah berakhir ini.
Geni mengambil kesimpulan bahwa The Good Hell adalah milik anggota kelompok perempuan Bulan Sabit Perak. Nama kelompok yang disebut berulangkali dalam cerita En sebelum gadis manis bermulut belati itu melarikan diri dari museum tempatnya menginterogasi.
Lalu Nyai? Siapa lagi dia? Apakah mungkin salah satu di antara mereka? Hmm, bisa jadi itu Des. Perempuan es yang nampak sebagai pemimpin mereka. Bisa juga El, perempuan cantik yang dari kilat matanya selalu siap membunuh siapa saja. Lily jelas tidak. Atau mungkin malah perempuan yang sedang hamil itu?
Geni berusaha keras membetulkan urat syaraf di otaknya yang terpelintir-pelintir karena sibuk memikirkan kerumitan itu.
Tapi bisa juga bukan siapapun di antara mereka. Bisa siapa saja. Bukankah En menyebutkan kelompok Bulan Sabit Perak itu sangat misterius. Saking misteriusnya sampai En sendiri tidak mampu mengidentifikasi dirinya sendiri secara yakin. Terkadang dia mengaku sebagai Nebula, Larisa, atau entah siapa lagi yang termasuk dalam gugusan kengerian yang mereka ciptakan.
Geni mengurut ujung jari kakinya yang kebas. Malam sudah larut. Kabut mulai menuruni undak-undakan bukit menuju laut yang sepertinya cukup lelah setelah sesiangan melampiaskan amarah. Airnya begitu tenang tanpa gelombang. Seolah permukaan kaca yang diletakkan baik-baik di atasnya.
Jalan keluar dari sini adalah merayap sepanjang batu karang yang menjulang hingga ke punggung bukit di halaman belakang Paradise. Atau dia juga bisa berenang agak menjauh. Memutari teluk kecil ini agar bisa sampai ke pantai yang landai di sebelah sana. Geni menggaruk kepalanya yang rasanya sekarang dikerubuti kunang-kunang hitam.
Byuurr! Suara benda jatuh di belakangnya nyaris membuat Geni terjungkal. Jelas itu bukan suara ikan yang melompat. Suara itu timbul dari benda yang dijatuhkan dari atas. Geni penasaran. Diraihnya benda jatuh tadi yang sekarang hanyut pelan di depannya.