Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Laknat yang Terbakar Pekat

28 Oktober 2018   13:32 Diperbarui: 28 Oktober 2018   16:34 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dalam sebuah dimensi pekat. Seorang lelaki laknat coba menyudahi seringainya yang mirip serigala. Berusaha tersenyum sekuat tenaga agar persis aktor tampan India. Gagal! Tersengal-sengal.

bibirnya malah membentuk malam. Mengancam. Hatinya mengeras seperti tanduk yang terbuat dari campuran cadas dan tulang. Lelaki itu kemudian menyusut sekecil belalang. Alih-alih terbang. Tubuhnya malah tersesat dalam hutan ilalang.

ketika panas matahari hanya tinggal satu inchi dari ubun-ubun kepala. Lelaki itu siuman seadanya. Separuh kesadarannya tertunda. Tak ubahnya kapal besar yang hendak masuk terusan sempit. Mesti dituntun agar tubuhnya tak berhimpit. Oleh kapal tunda.

lelaki yang pernah mengumumkan rindu pada pasir-pasir yang diukir menjadi menhir, mencabut sehelai cahaya lampu yang singgah di matanya. Tatapannya lebih diam dari kertas buram. Kusam. Sepertinya lelaki itu hendak menabrakkan dirinya pada puncak hening. Tatapannya makin mengering.

sebentar lagi pasti terbakar. Dipantik angin yang diutus untuk membawa kabar. Tentang angsa yang kehilangan warna putihnya. Sebab dihujani abu entah darimana datangnya.

lelaki itu memutuskan untuk gila. Mengupas isi kepala dan menuliskan segenap gulita. Bersama hatinya yang tergesa-gesa memasuki keranda.

Bogor, 28 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun