Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota yang Belatinya Diasah Hujan

28 Oktober 2018   10:06 Diperbarui: 28 Oktober 2018   10:06 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dulu aku memahami kota ini
dari berbagai buku yang dicetak melebihi jumlah manusianya
kota yang selalu dilindungi hujan
dan menyimpan petir di gudang-gudang

aku lalu mendatanginya
diam-diam
berharap tahu lebih banyak
dari tempat yang disamarkan

kemudian aku dijadikan bola kasti
dalam satu babak permainan
yang menyedihkan
termasuk bagaimana hatiku dihancurkan
oleh keramaian
yang melahirkan sunyi sebagai anak kandungnya

kini aku tahu persis kota ini
dari lidah yang meludahkan kesangsian
juga belati
yang terhunus menembus tulang belakang
termasuk bagaimana cinta
ternyata berhasil membuatku terdiam

dalam pemberontakan

Bogor, 28 Oktober 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun