ketika Set, sang dewa kematian
memperkenalkan dirinya untuk kali kesekian
menyiratkan hikayat bahwa wabah, bencana dan kekacauan
adalah bagian kecil dari alarm peringatan
;bumi tidak tua dengan sendirinya
tapi direntakan secara sengaja
dengan kerut merut yang dipaksakan
oleh beragam angkara dan ketamakan
ketika Ra, sang dewa matahari
rela melempar dirinya ke bumi
melewati langit yang terlihat sakit
di hampar cakrawalanya tercium bau sangit
hatinya mendadak pahit
;langit tidak saja sedang sekarat
tubuhnya dipenuhi rupa-rupa karat
melepuh
tak akan butuh waktu lama untuk runtuh
mereka semua, bangkit dari sarkofagus
mengendarai badai yang tersusun dari pasir hangus
menjadi saksi atas peradaban yang melahap habis
tanah subur, udara segar dan sisa-sisa gerimis
;sungguh! semuanya adalah upaya bunuh diri yang melankolis
Jakarta, 27 Oktober 2018
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H