Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau dan Sehelai Daun Kering

25 Oktober 2018   10:59 Diperbarui: 25 Oktober 2018   11:27 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sehelai daun mengeringkan dirinya sendiri. Di tengah musim penghujan. Di sela-sela derasnya hujan!

kau memungut daun itu. Menelisik siripnya yang membatu. Ada hati retak tergeletak di sana. Entah itu punya siapa. Kau tidak yakin untuk langsung percaya. Bisa jadi milikmu. Bisa juga milik daun yang merana itu.

kau meletakkan daun kering itu di jambangan. Berharap keajaiban. Daun itu mampu menumbuhkan akar. Kembali hidup dengan tegar.

sama sepertimu. Kau merasa ditelikung waktu. Sekian lama merindukan bulan jatuh di pangkuan. Namun yang datang ternyata ngengat-ngengat pemburu lampu yang berjatuhan.

kau dan helai daun itu bercermin di kaca yang sama. Memantulkan hati retak yang tiada beda. Lalu sama-sama menitipkan doa. Pada hujan yang terlanjur menua.

agar terbawa sampai lautan. Di sana lah duka selalu sanggup untuk berkesudahan.

Simalungun, 25 Oktober 2018

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun