Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dituntun Purnama

24 Oktober 2018   13:17 Diperbarui: 24 Oktober 2018   13:17 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seorang kekasih dituntun pulang
oleh purnama ketigabelas
yang tiba-tiba ada
setelah diadakan pikirannya

duabelas purnama lainnya
telah dihabiskan para pecinta
yang lalu menyia-nyiakannya
dengan cara berpaling pada gerhana

----

di bagian lain yang masih terlampir
seorang kekasih menunggu matahari
untuk mengantarnya pergi
ke suatu tempat yang disebut janji

di bagian lainnya lagi yang sudah menjadi daftar isi
seorang kekasih duduk di serambi
menyiapkan segelas air putih hangat
agar pada pertemuan nanti tak ada tenggorokan yang tercekat

Simalungun, 24 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun