Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Upacara Pemakaman Hujan

20 Oktober 2018   20:06 Diperbarui: 20 Oktober 2018   20:06 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan akhirnya terpelanting di halaman
setelah sekian lama menjadi harapan
bagi rumpun melati yang tergeletak
dengan mata terlepas
dari tangkainya yang terkelupas

bau khas hujan
seketika menguapkan segenap aroma kepahitan
melebur di udara
bersama rasa tak biasa lainnya
air liur, ludah dan jura

saat hujan memulai upacara pemakaman
bagi dirinya sendiri
lubang-lubang digali
oleh cacing-cacing tanah yang kurus kering
setelah sekian lama bumi ini menjelma menjadi ikan asin

Bogor, 20 Oktober 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun