Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Serenade Orang Pinggiran Kali

19 Oktober 2018   22:38 Diperbarui: 19 Oktober 2018   23:57 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

di antara reruntuhan hujan yang tinggal berpuing gerimis, terdengar suara lintasan tangis. Sepertinya dari atas atap rumbia. Sebuah pondokan yang miring sebelah. Di pojokan kota yang jarang terjamah.

air menerobos buas. Menghempas perabotan seperti perasan ampas. Satu-satunya lemari. Tempat dia menyimpan baju dan hati. Tinggal menyerupai tumpukan cucian. Kusut dan berantakan.

dia membersihkan setiap bulir beras yang menjadi ikan. Berenang di genangan. Mungkin bisa terkumpul satu cawan. Cukup untuk menanak satu kali. Bagi cucunya setelah pulang mengaji.

serenade orang pinggiran kali. Acapkali bisa ditemui. Ketika kota tumbuh makin besar. Tersaruk-saruk oleh hingar-bingar. Saat kotanya tersesat jalan. Orang-orangnya tergelincir ke pinggiran.

kota memang bukan tempat yang tepat untuk menumpukan harapan. Karena harapan ibarat perjanjian. Mudah sekali ditandatangani. Untuk berikutnya cepat sekali diingkari.

Bogor, 19 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun